Tauhid

Author: Qumairoh Sulistiyo Fatikha Annajaa /


Tauhid  adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah.
Tauhid dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyahuluhiyah dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat sahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.

1. Kedudukan tauhid dalam Islam

Seorang muslim meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling agung dan hakikat Islam yang paling besar, dan merupakan salah satu syarat merupakan syarat diterimanya amal perbuatan disamping harus sesuai dengan tuntunan rasulullah.

2. Dalil Al-Qur'an tentang keutamaan & keagungan tauhid

Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu" (QS An Nahl: 36)
"Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan" (QS At Taubah: 31)
"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)" (QS Az Zumar: 2-3)
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus" (QS Al Bayinah: 5)

3. Pembagian tauhiRububiyah

Beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb yang memiliki, merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara, memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak mudharat serta menjaga seluruh Alam Semesta. Sebagaimana terdapat dalam Al Quran surat Az Zumar ayat 62 :"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu". Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. Orang-orang yang mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada kenyataannya mereka menampakkan keingkarannya hanya karena kesombongan mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka mengakui bahwa tidaklah alam semesta ini terjadi kecuali ada yang membuat dan mengaturnya. Mereka hanyalah membohongi kata hati mereka sendiri. Hal ini sebagaimana firman Allah “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).“ (Ath-Thur: 35-36)
Namun pengakuan seseorang terhadap Tauhid Rububiyah ini tidaklah menjadikan seseorang beragama Islam karena sesungguhnya orang-orang musyrikin Quraisy yang diperangi Rosululloh mengakui dan meyakini jenis tauhid ini. Sebagaimana firman Allah, “Katakanlah: ‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?’” (Al-Mu’minun: 86-89).

  • Uluhiyah/Ibadah

Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagiNya. "Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang yang berilmu (juga menyatakan demikian). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana" (Al Imran: 18). Beriman terhadap uluhiyah Allah merupakan konsekuensi dari keimanan terhadap rububiyahNya. Mengesakan Allah dalam segala macam ibadah yang kita lakukan. Seperti salat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita harus memaksudkan tujuan dari kesemua ibadah itu hanya kepada Allah semata. Tauhid inilah yang merupakan inti dakwah para rosul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin Quraisy. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah mengenai perkataan mereka itu “Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (Shaad: 5). Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadah hanya ditujukan untuk Allah semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka mereka dikafirkan oleh Allah dan Rosul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta alam semesta.

  • Asma wa Sifat

Beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat baik (asma'ul husna) yang sesuai dengan keagunganNya. Umat Islam mengenal 99 asma'ul husna yang merupakan nama sekaligus sifat Allah.



Mendahulukan Ibu

Author: Qumairoh Sulistiyo Fatikha Annajaa /


Ibu Yeni, seorang anggota DPR mengisahkan pengalamannya mengenai sedekah yang 
membawa keberkahan baginya. Kejadian ini dialaminya sekitar bulan Agustus tahun 
2001 yang lalu. Saat itu ia mendapat undangan seminar di Sumatra Selatan. 
Karena masih masa nifas dan membawa anak bungsunya yang kala itu masih berusia 
35 hari, ia memutuskan membawa ibunya.
   
  Bukan main senangnya sang ibu dibawa pelesiran naik pesawat. Maklum saja, 
tahun 1972 waktu naik haji, ia cuma naik kapal laut. Di pesawat tak henti 
ibunda tercintanya menyatakan kesenangannya naik pesawat.
   
  “Alhamdulillah... kesampaian juga Ibu naik pesawat, syukurnya. Yeni 
yang duduk di sebelahnya tersenyum. 
  “Coba Buya (ayah) masih hidup ya... dia pasti senang naik pesawat kayak 
gini, tuturnya lagi dengan mata berkaca-kaca. Yeni menoleh dan 
mengusap pundak ibunda tercintanya.
   
  “Sudahlah Bu, Buya pasti sudah bahagia sekarang. Selama hidup Buya kan sangat 
baik, maka Allah pasti melimpahkan kebahagiaan padanya...
  “Yah... Ibu menganguk-angguk, “Buya emang baik.... 
lanjutnya sendu.
  Tidak lama kemudian mereka tiba di bandara dan diantar oleh panitia ke sebuah 
penginapan yang sederhana. Ibunya nampak sangat bahagia. Untuk menyenangkan 
hatinya, Yeni memesankan makanan kesukaannya.
   
  “Dimakan, Bu... kata Yeni. Ibunya mengangguk dan mulai makan dengan 
lahap.
   
  Keesokan harinya saat Yeni ikut seminar, Ibu menjaga cucunya yang masih merah 
di penginapan. Seminar itu untunglah tidak begitu lama. Jeda makan siang, 
mereka diajak makan di sebuah restoran khas Sumatra Selatan. Konon restoran ini 
biasa ditongkrongi oleh para pejabat dari pusat.
   
  Memang suasananya sangat asri, bertingkat dua, dan Subhanallah makanan yang 
tersaji juga terasa sangat nikmat. 
  “Pepes ikan dengan duriannya enak sekali, Yen... Ibu memberikan 
penilaian seraya makan dengan lahap.
   
  “Kalau di Tangerang, daerah kita durian cuma untuk Kinca teman makan ketan 
ya, ternyata buat pepes juga enak, imbuhnya kemudian.
  “Alhamdulillah... kita di sini jadi nambah ilmu kan, Bu? balas Yeni 
tersenyum.
   
  Selesai makan, mereka menuju penginapan lagi untuk berkemas. Ya, mereka harus 
kembali ke Jakarta hari itu juga. Sebelum berangkat, Yeni memeriksa sebuah 
bungkusan yang diberikan panitia saat seminar tadi.
   
  “Subhanallah... bagus amat nih kain sutra? desisnya takjub sambil 
menyidik bahan itu dengan teliti. Yeni bertekad akan menjahitnya setiba di 
Jakarta nanti.
   
  Saking indahnya kain tersebut, di pesawatpun Yeni tak kuasa membayangkannya. 
Menjahitnya menjadi baju muslimah yang indah yang akan dikenakannya pada 
event-event tertentu. Tapi sejenak kemudian hati kecilnya berkata, “Berikan 
saja pada ibumu... 
   
  “Bagaimana, ya.... bagus banget sih? sekilas bathinnya tak rela. 
Rupanya syetan sedang merasuki niat baiknya. 
  “Sudah... kasih Ibu saja, supaya dia senang, kamu kan bisa beli nanti 
lagi... hati kecilnya kembali berkata.
   
  Sejenak Yeni merasa bimbang. Terus-terang saja, ia sangat ingin memiliki 
bahan itu untuk dirinya. Sudah dibayangkannya begitu manisnya ia dalam balutan 
baju berbahan sutra itu. Suaminya pasti memuji, anak-anaknya pasti juga bangga. 
Tapi...
   
  “Ah, sudahlah biar untuk ibuku saja, hati kecilnya memenangkan 
pergolakan bathin. 
  Maka Yeni memberikan kain sutra itu pada ibunya. Mata ibunya bersinar 
menerima pemberian itu. Paras bahagia yang tak bisa ditutupinya. Yeni tak 
menyesal memberikannya.
   
  Sesampainya di Jakarta, Yeni kembali mengisi hari-harinya dengan seabreg 
aktivitas yang menunggunya. Ia sudah tak teringat lagi kain sutra indah 
pemberian panitia seminar di Sumatra Selatan itu. Sampai dua hari kemudian 
seorang temannya kembali dari Malaysia dan membawa titipan dari teman Yeni, 
yang orang asli Malaysia.
   
  “Apaan ini? Yeni mengerutkan dahinya, menatap bungkusan yang 
diberikan temannya itu.
   
  “Titipan dari teman Malaysiamu, aku nggak tahu isinya, buka aja 
gih...
  Tanpa menunggu lama, Yeni membuka bungkusan itu dan 
terbelalak,Subhanallah bagus banget.... serunya takjub. 
Temannya pun ternganga.
   
  Selembar bahan sutra yang lebih halus dan lembut warnanya...
  “Benar-benar Allah Maha Besar... Yeni berbisik pelan. 
   
  Kain sutranya telah digantikan oleh Allah dengan yang lebih bagus dan manis. 
Yeni kemudian teringat sebuah hadits Rasulullah Saw, bahwa kebaikan yang cepat 
mendapatkan balasannya di dunia adalah kebaikan kita kepada orang tua....
   
  Sumber: Wisata Hati.
   
  Tambahan:
  Ada cerita dr seorang sahabat, pengalaman dia ketika berbuat baik kepada 
orang tua balasannya terasa di dunia ini. 
  Setiap dia memberikan uang kepada orang tuanya, tidak berapa lama dia pasti 
mendapatkan rizki yang tidak berapa lama dengan jumlah yang sama atau lebih 
besar.
   
  Pengalaman dia waktu Haji juga menarik.
  Waktu masih remaja sahabat ini sudah bercita2 untuk naik Haji. Kemudian awal 
bekerja sudah mulai menabung, namun belum cukup uangnya sudah diambil untuk 
keperluan lain. Suatu saat ayahnya mengungkapkan ingin naik Haji dengan uang 
pensiunnya, namun dengan adanya Krisis Moneter ONH melonjak, sehingga 
diperkirakan peniun ayahnya tidak mencukupi, kemudian ayahnya menabung lagi 
untuk mencukupinya. Sahabat tsb membantu mengirim uang untuk tabungan Haji 
ayahnya. Walaupun sahabat ini berniat untuk menabung untuk Haji sendiri, namun 
ia lebih mengutamakan ayahnya. Ternyata Allah memberikan rizki sehingga 
tabungan dia & ayahnya cukup untuk pergi Haji. Kemudian selain itu sahabat tsb 
ingin menguruskan semua keperluan Haji Ayahnya, dan ternyata banyak kendala 
yang dihadapinya. Kemudian dia inisiatif untuk sedekah, supaya niat untuk pergi 
Haji bersama orangtuanya dimudahkan. Lagi2 Allah menunjukkan fadhilah sedekah, 
setelah itu semua urusan pergi Haji lancar, bahkan sahabat & ortunya
 dapat pergi Haji dengan ONH plus dengan harga yang hampir sama dengan ONH 
biasa. Waktu di perjalanan ayahnya begitu takjub dengan berbagai fasilitas ONH 
plus tsb. Pertama kali naik pesawat, dapat pesawat & pelayanan yang bagus, 
begitu juga di waktu di tanah suci dapat hotel *5, baru pertamakalinya beliau 
temui. Betapa senangnya orangtuanya tersebut, dan sahabat ini juga bahagia 
menlihat orangtuanya bahagia bisa beribadah Haji dengan menikmati  fasilitas 
yang bagus. Subhanalloh.
   
  Ada lagi pengalamannya waktu ayahnya ingin sekali memiliki komputer. Kakaknya 
menjanjikan akan memberikan komputernya, namun tak kunjung dikasihnya. 
Kebetulan ada komputer sahabat tsb yang  sudah dipakai setelah dia 
menyelesaikan TA-nya. Kemudian diberikannya komputer tsb pada ayahnya. Tidak 
berapa lama dia dapat laptop dari kantornya.
  Subhanalloh.
  Kebaikan kepada orang tua Allah membalasnya langsung di dunia ini.

Hikmah Ramadhan

Author: Qumairoh Sulistiyo Fatikha Annajaa /



"Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian puasa, sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa "( QS Al-Baqarah : 183 ).

1. Puasa Ramadhan hukumnya Fardu `Ain
2. Puasa Ramadhan disyari'atkan bertujuan untuk menyempurnakan ketaqwaan

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN DAN KEUTAMAAN BERAMAL DIDALAMNYA

 1.Bulan Ramadhan adalah:


  •  Bulan yang penuh Barakah.
  •  Pada bulan ini pintu Jannah dibuka dan pintu neraka ditutup.
  • Pada bulan ini Setan-Setan dibelenggu.
  •  Dalam bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal didalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan di bulan lain, yakni malam LAILATUL QADR.
  •  Pada bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat ma'shiyat agar menahan diri. 

2. Keutamaan beramal di bulan Ramadhan antara lain :

  •  Amal itu dapat menutup dosa-dosa kecil antara setelah Ramadhan yang lewat sampai dengan Ramadhan berikutnya.
  • Menjadikan bulan Ramadhan memintakan syafaa't.
  • Khusus bagi yang puasa disediakan pintu khusus yang bernama Rayyaan untuk memasuki Jannah. 

RUKUN PUASA


  • Berniat sejak malam hari 
  •  Menahan makan, minum, koitus (Jima') dengan istri di siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari (Maghrib), 

Wanita yang sedang haidh dilarang puasa sampai habis masa haidhnya, lalu melanjutkan puasanya. Di luar Ramadhan ia wajib mengqadha puasa yag ditinggalkannya selama dalam haidh.

YANG DIBERI KELONGGARAN UNTUK TIDAK PUASA RAMADHAN

Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak puasa Ramadhan, tetapi wajib mengqadha di bulan lain, mereka itu ialah :
  •  Orang sakit yang masih ada harapan sembuh.
  •  Orang yang bepergian ( Musafir ). Musafir yang merasa kuat boleh meneruskan puasa dalam safarnya, tetapi yang merasa lemah dan berat lebih baik berbuka, dan makruh memaksakan diri untuk puasa.

Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak mengerjakan puasa dan tidak wajib mengqadha, tetapi wajib fidyah (memberi makan sehari seorang miskin). Mereka adalah orang yang tidak lagi mampu mengerjakan puasa karena :
  •  Umurnya sangat tua dan lemah.
  • Wanita yang menyusui dan khawatir akan kesehatan anaknya.
  •  Karena mengandung dan khawatir akan kesehatan dirinya.
  •  Sakit menahun yang tidak ada harapan sembuh.
  • Orang yang sehari-hari kerjanya berat yang tidak mungkin mampu dikerjakan sambil puasa, dan tidak mendapat pekerjaan lain yang ringan. 

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA

  •  Sengaja makan dan minum di siang hari. Bila terlupa makan dan minum di siang hari, maka tidak membatalkan puasa. 
  • Sengaja membikin muntah, bila muntah dengan tidak disengajakan, maka tidak membatalkan puasa. 
  • Dengan sengaja menyetubuhi istri di siang hari Ramadhan, ini disamping puasanya batal ia terkena hukum yang berupa : memerdekakan seorang hamba, bila tidak mampu maka puasa dua bulan berturut-turut, dan bila tidak mampu, maka memberi makan enam puluh orang miskin.
  • Datang bulan di siang hari Ramadhan ( sebelum waktu masuk Maghrib)

HAL-HAL YANG BOLEH DIKERJAKAN WAKTU IBADAH PUASA

  •  Menyiram air ke atas kepala pada siang hari karena haus ataupun udara panas, demikian pula menyelam kedalam air pada siang hari.
  •  Menta'khirkan mandi junub setelah adzan Shubuh. 
  •  Berbekam pada siang hari. 
  •  Mencium, mencumbu istri tetapi tidak sampai bersetubuh di siang hari (hukumnya makruh)
  • Beristinsyak (menghirup air kedalam hidung) terutama bila akan berwudhu, asal tidak dikuatkan menghirupnya. 
  • Disuntik di siang hari.
  • Mencicipi makanan asal tidak ditelan. 

ADAB-ADAB PUASA RAMADHAN
1. Berbuka apabila sudah masuk waktu Maghrib.
Sunnah berbuka adalah sbb :
  • Disegerakan yakni sebelum melaksanakan shalat Maghrib dengan makanan yang ringan seperti rutob (kurma muda), kurma dan air saja, setelah itu baru melaksanakan shalat. 
  •  Tetapi apabila makan malam sudah dihidangkan, maka terus dimakan, jangan shalat dahulu. 
  • Setelah berbuka berdo'a dengan do'a sbb : Artinya : "Telah hilang rasa haus, dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap wujud insya Allah." 

2. Makan sahur. Adab-adab sahur :
  • Dilambatkan sampai akhir malam mendekati Shubuh.
  •  Apabila pada tengah makan atau minum sahur lalu mendengar adzan Shubuh, maka sahur boleh diteruskan sampai selesai, tidak perlu dihentikan di tengah sahur karena sudah masuk waktu Shubuh. 

3. Lebih bersifat dermawan (banyak memberi, banyak bershadaqah, banyak menolong) dan banyak membaca al-qur'an
4. Menegakkan shalat malam/shalat Tarawih dengan berjama'ah. Dan shalat Tarawih ini lebih digiatkan lagi pada sepuluh malam terakhir (20 hb. sampai akhir Ramadhan). Cara shalat Tarawih adalah :
  •  Dengan berjama'ah. 
  •  Salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali, atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at. 
  •  Dibuka dengan dua raka'at yang ringan. 
  •  Bacaan dalam witir : Raka'at pertama : Sabihisma Rabbika. Roka't kedua : Qul yaa ayyuhal kafirun. Raka'at ketiga : Qulhuwallahu ahad. 
  • Membaca do'a qunut dalam shalat witir. 

5. Berusaha menepati lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir, terutama pada malam-malam ganjil. Bila dirasakan menepati lailatul qadar hendaklah lebih giat beribadah dan membaca : Yaa Allah Engkaulah pengampun, suka kepada pengampunan maka ampunilah aku.
6. Mengerjakan i'tikaf pada sepuluh malam terakhir.
7. Menjauhi perkataan dan perbuatan keji dan menjauhi pertengkaran.