MAKNA TA'ARUF

Author: Qumairoh Sulistiyo Fatikha Annajaa /

Taaruf adalah kegiatan bersilaturahmi, kalau
pada masa ini kita bilang berkenalan bertatap
muka, atau main/bertamu ke rumah seseorang
dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya. 
Bisa juga dikatakan bahwa tujuan dari berkenalan
tersebut adalah untuk mencari jodoh. Taaruf bisa
juga dilakukan jika kedua belah pihak keluarga 
setuju dan tinggal menunggu keputusan anak 
untuk bersedia atau tidak untuk dilanjutkan ke
jenjang khitbah - taaruf dengan mempertemukan
yang hendak dijodohkan dengan maksud agar 
saling mengenal.
Sebagai sarana yang objektif dalam melakukan 

pengenalan dan pendekatan, taaruf sangat
berbeda dengan pacaran. Taaruf secara 
syar`i memang diperintahkan oleh Rasulullah SAW 
bagi pasangan yang ingin nikah. Perbedaan hakiki
antara pacaran dengan ta’aruf adalah dari segi tujuan
dan manfaat. Jika tujuan pacaran lebih kepada
kenikmatan sesaat, zina, dan maksiat.
Taaruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui
kriteria calon pasangan.

Perbedaan taaruf dengan pacaran

Dalam pacaran, mengenal dan mengetahui 
hal-hal tertentu calon pasangan dilakukan dengan
cara yang sama sekali tidak memenuhi kriteria
sebuah pengenalan. Ibarat seorang
yang ingin membeli mobil second, tapi
tidak melakukan pemeriksaan, dia cuma memegang
atau mengelus mobil itu tanpa pernah tahu 
kondisi mesinnya. Bahkan dia tidak 
menyalakan mesin atau membuka kap mesinnya.
Bagaimana mungkin dia bisa tahu kelemahan
dan kelebihan mobil itu.
Sedangkan taaruf adalah seperti seorang montir

mobil yang ahli memeriksamesin, sistem kemudi,
sistem rem, sistem lampu dan elektrik, roda dan 
sebagainya. Bila ternyata cocok, maka barulah
dia melakukan tawar-menawar. Ketika melakukan taaruf,
seseorang baik pihak pria atau wanita berhak untuk 
bertanya yang mendetil, seperti tentang penyakit
kebiasaan buruk dan baik, sifat dan lainnya.
Kedua belah pihak harus jujur dalam menyampaikannya.
Karena bila tidak jujur, bisa berakibat fatal nantinya.
Namun secara teknis, untuk melakukan pengecekan,
calon pembeli tidak pernah boleh untuk membawa
pergi mobil itu sendiri.

Proses taaruf

Dalam upaya ta’aruf dengan
calon pasangan, pihak pria dan wanitadipersilakan 
menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan
kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi 
kehidupan. Tapi tentu saja semua itu harus dilakukan
dengan adab dan etikanya. Tidak boleh dilakukan
cuma berdua saja. Harus ada yang mendampingi 
dan yang utama adalah wali atau keluarganya.
Jadi, taaruf bukanlah bermesraan berdua, 
tapi lebih kepada pembicaraan yang bersifat
realistis untuk mempersiapkan sebuah perjalanan
panjang berdua.

Tujuan taaruf

Taaruf adalah media syar`i yang dapat 
digunakan untuk melakukan pengenalan
terhadap calon pasangan. Sisi yang dijadikan 
pengenalan tidak hanya terkait dengan data global, 
melainkan juga termasuk hal-hal kecil yang menurut 
masing-masing pihak cukup penting. Misalnya masalah
kecantikan calon istri, dibolehkan untuk melihat
langsung wajahnya dengan cara yang seksama, bukan
cuma sekedar curi-curi pandang atau ngintip
fotonya. JustruIslam telah memerintahkan seorang
calon suami untuk mendatangi calon istrinya secara l
angsung face to face, bukan melalui media fotolukisan 
atauvideo.
Karena pada hakikatnya wajah seorang wanita itu
bukan aurat, jadi tidak ada salahnya untuk dilihat. 
Khusus dalam kasus taaruf, yang namanya melihatwajah 
 itu bukan cuma melirik-melirik sekilas, tapi kalau perlu 
dipelototi dengan seksama. Periksalah 
apakah ada jerawat numpang tumbuh di sana. Begitu
juga dia boleh meminta diperlihatkan kedua telapak 
tangan calon istrinya. Juga bukan melihat sekilas, 
tapi melihat dengan seksama. Karena telapak
tangan wanita bukanlah termasuk aurat.

Manfaat Taaruf

Selain urusan melihat fisik, taaruf juga harus 
menghasilkan data yang berkaitan dengan
sikap, perilaku, pengalaman, cara kehidupan 
dan lain-lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan 
dengan cara yang benar dan dalam koridor syariat Islam.
Minimal harus ditemani orang lain baik dari keluargacalon  
istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan
untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan,
kencan, nge-date dan seterusnya dengan menggunakan
alasan taaruf. Janganlah ta`aruf menjadi pacaran, sehingga
tidak terjadi khalwat dan ikhtilath antara pasangan yang
belum jadi suami-istri ini.


0 komentar:

Posting Komentar